Senin, 30 Juli 2012

PEMBUATAN LARUTAN BAKU

Berikut ini merupakan pembauatan larutan baku beberapa larutan baku :

Pembuatan Larutan Baku Klorida
Larutkan 165,0 mg natrium klorida P kering dalam air hingga 1000 ml. Larutan ini mengandung setara dengan 0,10 mg klor (Cl) per ml.

Pembuatan Larutan Baku Kalsium
Larutkan 250 mg kalsium karbonat P dalam campuran 20 ml air dan 5 ml asam klorida encer P. Setelah larut sempurna, encerkan dengan air hingga 1000 ml. Larutan ini mengandung kalsium (Ca)0,10 mg per ml

Pembuatan Larutan Baku Kalium
Larutkan 191 mg kalium klorida P dalam beberapa ml air dan encerkan hinga 1000 ml. Encerkan sebagian dari larutan ini dengan air dalam perbandingan 1 sampai 10 hingga kadar 0,01 mg kalium (K) per ml.

Pembuatan Larutan Baku Natrium
Larutkan 254 mg natrium klorida P dalam beberapa ml air dan encerkan hingga 1000 ml. Encerkan sebagian dari larutan ini dengan air dalam perbandingan 1 sampai 10 hingga kadar 0,01 mg natrium (Na) per ml.

Pembuatan Larutan Baku Stronsium
Larutkan 242 mg stronsium nitrat P dalam beberapa ml air dan encerkan hingga 1000 ml. Encerkan sebagian dari larutan ini dengan air dalam perbandingan 1 sampai 10 hingga kadar 0,01 mg stronsium (Sr) per ml.

Pembuatan Larutan Baku Nitrat
Larutkan 163 mg kalium nitrat P dalam 100 ml air, encerkan 10 ml larutan ini hingga 1000 ml, diperoleh larutan yang mengandung setara dengan 0,01 mg nitrat (NO3) per ml.

Pembuatan Larutan Baku Fosfat
Larutkan 143,3 mg kalium fosfat monobasa P yang telah dikeringkan dalam air hingga 1000 ml. Larutan ini mengandung setara dengan 0,10 mg fosfat (PO4) per ml

Pembauatan Larutan Baku Sulfat
Larutkan 181,4 mg kalium sulfat P kering hingga 1000 ml. Larutan ini mengandung setara dengan 0,10 mg sulfat (SO4) per ml.


Sumber : Farmakope Indonesia edisi IV 1995



DEFINISI

Berikut beberapa definisi / pengertian dari istilah - istilah yang sering digunakan.

Pereaksi disingkat P adalah suatu zat yang digunakan sebagai unsur pokok dari larutan.

Indikator adalah pereaksi yang digunakan untuk menyatakan titik akhir suatu reaksi kimia, untuk mengukur kadar ion hidrogen (pH) atau untuk menyatakan bahwa perubahan pH sudah terjadi.

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

Larutan Kolorimetrik / colorimtri disingkat LK adalah larutan yang digunakan dalam pembuatan baku kolorimetri untuk perbandingan.

Larutan Pereaksi disingkat LP adalah larutan dari pereaksi dalam pelarut dan kadar tertentu yang sesuai dengan penggunaan tertentu.

Larutan Volumetrik disingkat LV dan juga dikenal sebagai larutan baku, adalah larutan suatu pereaksi dengan kadar yang diketahui dan dibakukan untuk digunakan terutama pada penetapan kuantitatif. Kadar biasanya dinyatakan dalam normalitas.

Air bebas karbon dioksida adalah air murni yang telah dididihkan kuat-kuat selama 5 menit atau lebih dan di diamkan sampai dingin dan tidak boleh menyerap karbon dioksida dari udara.

Air awaudara adalah air murni yang sudah dikurangi udara terlarut dengan cara yang sesuai seperti dididihkan selama 5 menit dan didinginkan atau dengan menggunakan penggetar ultrasonic.


Sumber : Farmakope Indonesia & Wikipedia

Rabu, 25 Juli 2012

Pereaksi

Untuk postingan awal, kami akan memberikan gambaran umum mengenai pereaksi / reagensia / reagent.

Definisi Pereaksi
Pereaksi atau sering disebut juga reagensia (inggris : reagent) adalah suatu zat yang berperan dalam suatu reaksi kimia atau diterapkan untuk tujuan analisis.

Istilah reagen juga digunakan untuk menunjuk pada zat kimia dengan kemurnian yang cukup untuk sebuah analisis atau percobaan. Sebagai contoh, sebuah reagen air tidak boleh mengandung banyak  ketidakmurnian seperti  ion  natrium, klorida, atau bakteri, dan juga memiliki tahanan listrik yang tinggi.

Penggolongan Pereaksi
Pereaksi digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Pereaksi padat, adalah pereaksi yang berbentuk padatan atau serbuk. Contoh: Calcium Carbonate, 
2. Pereaksi cair, adalah pereaksi yang berbentuk cairan, baik encer maupun kental. Contoh : Hydrochloric Acid

Referensi : Wikipedia